Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu
terjadi sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan
demikian harapan menyangkut masa depan seseorang.
Harapan hampir mirip dengan cita-cita, hanya saja
biasanya cita-cita itu adalah sesuatu yang diinginkan setinggi-tingginya,
sedangkan harapan itu tidak terlalu muluk. Meskipun demikian, harapan dan
cita-cita memiliki kesamaan, yaitu:
1. Keduanya menyangkut masa
depan karena belum terwujud.
2. Pada umumnya baik
cita-cita maupun harapan adalah menginginkan hal yang lebih baik atau lebih
meningkat.
Harapan
tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan
kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada
usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik
kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib
selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung
disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau
anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan
hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan
berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya.
Harapan
adalah semacam semangat baru untuk menjalani hidup setelah mengalami banyak
kekecewaan, ketidakpuasan, ketidak-nyamanan, sedih, putus asa seolah tak ada
jalan lagi. Harapan itu menjadi penting dalam hidup kita karena keputusasaan
serta kesedihan yang terlalu mendalam tanpa adanya semangat harapan membuat
kita tidak memiliki gairah hidup. Menjalani hidup dengan penuh semangat serta
penuh harapan adalah sesuatu yang menurut harus kita semua miliki.
Ada
banyak masalah dalam hidup ini yang belum selesai. Entah itu masalah keuangan,
keluarga, pekerjaan, dan lain sebagainya. Seringkali, masalah-masalah itu
membuat kita letih dan malas untuk berharap.
8 Alasan untuk terus
berharap :
1) Tuhan mengontrol hidup kita
Kita
percaya bahwa segala sesuatu terjadi atas seizin Allah SWT. Kalau kita harus menjalani masa sulit, Allah
pasti akan memampukan kita untuk melaluinya.
2) Tuhan mempunyai maksud tertentu.
Setiap
masalah yang kita hadapi pasti ada udang dibalik batu maksudnya Allah
mempunyai maksud dan tujuan tertentu.
Seringkali kita meminta pada Allah agar Ia menyatakan rencanaNya bagi kita,
sehingga kita akan merasa lebih tenang. Dengan mengerti maksud Allah, kita akan
mampu bersukacita dalam setiap keadaan. Bukankah FirmanNya mengatakan :
RancanganNya bagi kita adalah rancangan damai sejahtera dan masa depan yang
penuh harapan.
3) Allah mengasihi kita
Allah
mengasihi setiap manusia. Bahkan orang yang paling tidak dicintai di dunia ini
pun sangat dicintai Tuhan. Contohnya, banyaah berbuat jahat kepada sesama
manusia lain namun kenapa banyak di antara mereka yang tetap bernafas hingga hari
ini? Mengapa banyak yang tetap hidup kaya raya meskipun kekayaannya tidak
halal? Mengapa Allah biarkan mereka tetap hidup nyaman? Mengapa Allah tidak
mengambil saja nyawa mereka. Seolah-olah mata Allah tertutup dan telingaNya
tidak mendengarkan teriakan dan jeritan para korban kejahatan mereka. Jawabnya
hanya satu Allah masih mengasihani mereka yang telah berbuat banyak kesalahan,
untuk nantinya bisa berubah menjadi lebih baik.
4) Benang Kehidupan yang belum selesai.
Saat
kita sedang menghadapi masalah, maka saat itulah Allah sedang merajut benang
kehidupan kita. Kita hanya harus bersabar. Pada saanya nati akan tiba ketika
benang kehidupan selesai dirajut dan membentuk sehelai gaun yang indah yang
artinya menuju suatu kebahagiaan.
5) Allah mendengar doa kita
Seorang
ibu yang paling kejam sekalipun tak akan memberikan batu kepada anaknya yang
meminta roti. Seorang ayah yang paling jahat juga tak akan memberikan
kalajengking kepada anaknya yang meminta ikan. Jika manusia yang penuh dosa
saja peduli terhadap anak-anaknya, apalagi Tuhan di Surga. Ia selalu mendengar
doa kita dan menjawab permintaan kita walaupun jawabannya mungkin : TIDAK atau
TUNGGU, BELUM WAKTUNYA.
6) Tuhan tak pernah meninggalkan kita sendirian
Setiap
kali melihat pelangi melengkung cantik dan merasakan sinar matahari menerpa
kulit, maka saya kembali diingatkan bahwa Allah tak pernah meninggalkan kita
sendirian. Meskipun tampaknya kita sendirian dan tak memiliki seorang pun yang
bisa membantu kita, tetapi kita tahu ada tangan tak kasat mata yang sedang
terulur untuk meringankan beban kita. Tangan kasihNya selalu menyertai kita.
7) Jika melihat mereka berhasil menhadapi masa
sulit, maka saya pun bisa
Ada
masalah-masalah tertentu yang kita hadapi ternyata pernah dialami orang lain.
Itu berarti kita harus menemui mereka dan bertanya kepada mereka untuk
mendapatkan nasihat, saran dan kekuatan untuk bertahan dan berharap. Menyimpan
masalah seorang diri seringkali menimbulkan keputusasaan dan kekalahan.
Bukankah dua atau tiga orang akan lebih kuat daripada hanya satu orang?
Bercerita kepada kekasih, sahabat dan teman-teman adalah salah satu cara agar
kita tetap berharap. Setidaknya, dari orang-orang terdekat itu kita akan
memperoleh saran dan nasihat dalam menyelesaikan masalah kita.
8) Kehidupan kekal di Surga.
Kehidupan
di dunia ini hanya sementara. Walaupun di dunia kita menderita, kemuliaan yang
Allah sediakan di Surga tak dapat dibandingkan dengan apapun di dunia ini.
Jadi, mengapa kita harus menyerah akan masalah yang kita hadapi? Karena
nantinya semuanya akan berakhir saat kita meninggalkan dunia ini.
Sumber :
http://dwisriyanti.blogspot.co.id/2013/04/mengapa-kita-harus-berharap_29.html
http://rund12.blogspot.co.id/2011/06/manusia-dan-harapan.html
http://pratamaasport.blogspot.co.id/2015/05/manusia-dan-harapan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar