Sabtu, 02 Juli 2016

Manusia dan Harapan

 Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan seseorang.
            Harapan hampir mirip dengan cita-cita, hanya saja biasanya cita-cita itu adalah sesuatu yang diinginkan setinggi-tingginya, sedangkan harapan itu tidak terlalu muluk. Meskipun demikian, harapan dan cita-cita memiliki kesamaan, yaitu:
1. Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
2. Pada umumnya baik cita-cita maupun harapan adalah menginginkan hal yang lebih baik atau lebih meningkat.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya.
Harapan adalah semacam semangat baru untuk menjalani hidup setelah mengalami banyak kekecewaan, ketidakpuasan, ketidak-nyamanan, sedih, putus asa seolah tak ada jalan lagi. Harapan itu menjadi penting dalam hidup kita karena keputusasaan serta kesedihan yang terlalu mendalam tanpa adanya semangat harapan membuat kita tidak memiliki gairah hidup. Menjalani hidup dengan penuh semangat serta penuh harapan adalah sesuatu yang menurut harus kita semua miliki.
Ada banyak masalah dalam hidup ini yang belum selesai. Entah itu masalah keuangan, keluarga, pekerjaan, dan lain sebagainya. Seringkali, masalah-masalah itu membuat kita letih dan malas untuk berharap.

8 Alasan untuk terus berharap :

1)    Tuhan mengontrol hidup kita
Kita percaya bahwa segala sesuatu terjadi atas seizin Allah SWT.  Kalau kita harus menjalani masa sulit, Allah pasti akan memampukan kita untuk melaluinya.
2)    Tuhan mempunyai maksud tertentu.
Setiap masalah yang kita hadapi pasti ada udang dibalik batu maksudnya Allah mempunyai  maksud dan tujuan tertentu. Seringkali kita meminta pada Allah agar Ia menyatakan rencanaNya bagi kita, sehingga kita akan merasa lebih tenang. Dengan mengerti maksud Allah, kita akan mampu bersukacita dalam setiap keadaan. Bukankah FirmanNya mengatakan : RancanganNya bagi kita adalah rancangan damai sejahtera dan masa depan yang penuh harapan.
3)  Allah mengasihi kita
Allah mengasihi setiap manusia. Bahkan orang yang paling tidak dicintai di dunia ini pun sangat dicintai Tuhan. Contohnya, banyaah berbuat jahat kepada sesama manusia lain namun kenapa banyak di antara mereka yang tetap bernafas hingga hari ini? Mengapa banyak yang tetap hidup kaya raya meskipun kekayaannya tidak halal? Mengapa Allah biarkan mereka tetap hidup nyaman? Mengapa Allah tidak mengambil saja nyawa mereka. Seolah-olah mata Allah tertutup dan telingaNya tidak mendengarkan teriakan dan jeritan para korban kejahatan mereka. Jawabnya hanya satu Allah masih mengasihani mereka yang telah berbuat banyak kesalahan, untuk nantinya bisa berubah menjadi lebih baik.
4)    Benang Kehidupan yang belum selesai.
Saat kita sedang menghadapi masalah, maka saat itulah Allah sedang merajut benang kehidupan kita. Kita hanya harus bersabar. Pada saanya nati akan tiba ketika benang kehidupan selesai dirajut dan membentuk sehelai gaun yang indah yang artinya menuju suatu kebahagiaan.
5)    Allah mendengar doa kita
Seorang ibu yang paling kejam sekalipun tak akan memberikan batu kepada anaknya yang meminta roti. Seorang ayah yang paling jahat juga tak akan memberikan kalajengking kepada anaknya yang meminta ikan. Jika manusia yang penuh dosa saja peduli terhadap anak-anaknya, apalagi Tuhan di Surga. Ia selalu mendengar doa kita dan menjawab permintaan kita walaupun jawabannya mungkin : TIDAK atau TUNGGU, BELUM WAKTUNYA.
6)  Tuhan tak pernah meninggalkan kita sendirian
Setiap kali melihat pelangi melengkung cantik dan merasakan sinar matahari menerpa kulit, maka saya kembali diingatkan bahwa Allah tak pernah meninggalkan kita sendirian. Meskipun tampaknya kita sendirian dan tak memiliki seorang pun yang bisa membantu kita, tetapi kita tahu ada tangan tak kasat mata yang sedang terulur untuk meringankan beban kita. Tangan kasihNya selalu menyertai kita.
7)    Jika melihat mereka berhasil menhadapi masa sulit, maka saya pun bisa
Ada masalah-masalah tertentu yang kita hadapi ternyata pernah dialami orang lain. Itu berarti kita harus menemui mereka dan bertanya kepada mereka untuk mendapatkan nasihat, saran dan kekuatan untuk bertahan dan berharap. Menyimpan masalah seorang diri seringkali menimbulkan keputusasaan dan kekalahan. Bukankah dua atau tiga orang akan lebih kuat daripada hanya satu orang? Bercerita kepada kekasih, sahabat dan teman-teman adalah salah satu cara agar kita tetap berharap. Setidaknya, dari orang-orang terdekat itu kita akan memperoleh saran dan nasihat dalam menyelesaikan masalah kita.
8)  Kehidupan kekal di Surga.
Kehidupan di dunia ini hanya sementara. Walaupun di dunia kita menderita, kemuliaan yang Allah sediakan di Surga tak dapat dibandingkan dengan apapun di dunia ini. Jadi, mengapa kita harus menyerah akan masalah yang kita hadapi? Karena nantinya semuanya akan berakhir saat kita meninggalkan dunia ini.

Sumber :
http://dwisriyanti.blogspot.co.id/2013/04/mengapa-kita-harus-berharap_29.html
http://rund12.blogspot.co.id/2011/06/manusia-dan-harapan.html

http://pratamaasport.blogspot.co.id/2015/05/manusia-dan-harapan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar